Agama-agama besar di dunia, memiliki suatu ciri khas yang membedakannya dari organisasi lain. Sebagai contoh adanya ketaatan terhadap dogma, terkadang fanatik, atau kepercayaan terhadap keselamatan. Namun, akhir-akhir ini ada beberapa organisasi yang memiliki kemiripan seperti organisasi agama. Apa saja mereka? Mari kita simak! Bagian pertama dari dua tulisan.
Sains dan Teknologi sebagai Proyeksi Hakikat Kemanusiaan
Perkembangan sains dan teknologi sudah mencapai babak baru, yang bahkan sebelumnya tidak dapat dibayangkan. Setelah melampaui revolusi industri, yang merentang pada abad ke 19 dan 20, di abad ke 21 ini, sekarang kita memasuki revolusi informasi. Dengan begitu cepatnya dinamika sosial, ekonomi, budaya, dan iptek, berkonsekuensi pada semakin pentingnya manajemen informasi yang handal. Oleh sebab itu, ilmu Teknologi Informasi (TI) semakin lama semakin penting peranannya. Produk teknologi, yang merupakan buah tangan praktisi TI mulai memegang peranan sangat penting. Contoh sederhana, sekarang ini, akan susah membayangkan ada orang yang keluar dari rumahnya, tanpa membawa ponsel.
Sejalan dengan peran dominan TI, maka beberapa organisasi di bidang tersebut yang memanfaatkan strategi marketing unik, dalam rangka memperluas pengaruh mereka. Strategi marketing tersebut, sangat mirip dengan strategi dakwah agama atau ‘evangelisasi’. Mari kita simak satu demi satu.Linux dan Open source
Linux merupakan salah satu terobosan revolusioner dalam dunia TI. Dimana sistim operasi besar lainnya merupakan sistim proprietary dan berbayar, Linux dapat diunduh secara gratis, dan bersifat open source. Akibat sifat open source tersebut, Linux memiliki ratusan varian, yang masing masing dikostumasi sesuai dengan kebutuhan. Bahkan Indonesia sudah memiliki Linux buatan sendiri, yaitu Blank-on. Di masa lalu, Linux terkenal sebagai sistim operasi yang rumit. Namun, akhirnya mereka berhasil menyesuaikan diri dengan respon pasar, dan merilis distro yang lebih mudah diinstallasi. Misalnya distro PC-Linux, yang mudah diinstalasi.
Distro Linux juga memiliki interface GUI yang sangat prima, sebagai contoh Ubuntu memiliki GUI yang bagus. Semua kelebihan Linux tersebut, dapat dinikmati pada PC dengan konfigurasi ekonomis. Linux dalam satu hal, benar-benar mempraktekkan sistim sosialisme (catatan: bukan komunis), yaitu menyediakan solusi TI bagi siapapun, dengan biaya rendah atau bahkan tanpa biaya. Benar-benar pemerataan dalam arti sesungguhnya. Konsep pemerataan tersebut, adalah salah satu keunggulan Linux.
Di Amerika Serikat dan Eropa, banyak praktisi TI yang akhirnya beralih ke Linux, sebab menurut mereka, hanya di Linux saja konsep pemerataan diterapkan. Bukan kebetulan, jika di Vietnam dan India, negara-negara yang cenderung ke sosialisme, Linux menjadi sistim operasi yang wajib di gunakan di birokrasi pemerintahan. Linus Torvald sendiri berasal dari Finlandia, negara yang sangat kuat ideologi humanisme sosial demokratnya. Bisa dibilang, bahwa semangat Sosial Demokrat dari Linux, sangat sesuai dengan falsafah Koperasi Bung Hatta, yang memang beliau ambil sendiri dari negara-negara Skandinavia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memerlukan solusi TI yang handal, namun low cost. Dalam rangka membangun UKM, Linux merupakan solusi yang sangat ideal, sebab menghemat biaya untuk membeli lisensi dan pengembangan software. Konsentrasi pengembangan UKM akan bisa difokuskan untuk membeli dan maintenance hardware. Salah satu pemakai Linux adalah Pemda Aceh. Sebagai provinsi yang saat itu dihantam tsunami, dan baru berdamai, memerlukan solusi TI yang handal namun rendah biaya. Maka Linux menjadi pilihan.
Linux memiliki basis user group yang sangat kuat. Terdapat berbagai milis, blog, dan newsgroup yang membahas mengenai Linux di seluruh dunia. Aktivis mereka pun sangat aktif dalam mengembangkan distro linux, mengembangkan aplikasi, support, dan mempromosikannya. Sekarang dan kedepannya, Linux dan aplikasinya merupakan salah satu solusi yang paling cocok bagi perkembangan TI Indonesia secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar